Selasa, 15 November 2011

Bagaimana Bersosialisasi


Definisi Sosialisasi

Banyak orang menilai Ilmu sosial (Soft Skill) begitu tidak penting, padahal ilmu sosial mempengaruhi kesuksesan seseorang mencapai 85% dan sisanya 15% hanya kemampuan skillnya (Hard Skill). Jadi jangan salahkan diri anda meskipun memiliki kemampuan seperti professor, susah untuk mencari rekan kerja atau kenalan teman yang bisa membawa anda menjadi orang sukses.   
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.
 Meskipun begitu banyaknya arti dari ilmu sosial, intinya adalah ilmu yang mengajarkan bergaul dengan orang lain supaya orang lain senang dan menghormati kita, bahkan merasa senang jika membantu kita. pada kesempatan ini saya akan mendiskripsikan bagaimana bersosialisasi mulai dari mengenal diri sendiri sampai bergaul yang baik dengan orang lain supaya orang melihat kita seakan-akan senang melihat kita.Ada macam-macam sosialisasi seperti formal ataupun informal.
            Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap mengarah kepada pertumbuhan pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di lingkungannya. Dalam lingkungan formal seperti di sekolah, seorang siswa bergaul dengan teman sekolahnya dan berinteraksi dengan guru dan karyawan sekolahnya. Dalam interaksi tersebut, ia mengalami proses sosialisasi. dengan adanya proses soialisasi tersebut, siswa akan disadarkan tentang peranan apa yang harus ia lakukan. Siswa juga diharapkan mempunyai kesadaran dalam dirinya untuk menilai dirinya sendiri. Misalnya, apakah saya ini termasuk anak yang baik dan disukai teman atau tidak? Apakah perliaku saya sudah pantas atau tidak?Meskipun proses sosialisasi dipisahkan secara formal dan informal, namun hasilnya sangat suluit untuk dipisah-pisahkan karena individu biasanya mendapat sosialisasi formal dan informal sekaligus. 

Pola sosialisasi
 Sosiologi dapat dibagi menjadi dua pola: sosialisasi represif dan sosialisasi partisipatoris. Sosialisasi represif (repressive socialization) menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Ciri lain dari sosialisasi represif adalah penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan. Penekanan pada kepatuhan anak dan orang tua. Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal dan berisi perintah, penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan keinginan orang tua, dan peran keluarga sebagai significant other. Sosialisasi partisipatoris (participatory socialization) merupakan pola di mana anak diberi imbalan ketika berprilaku baik. Selain itu, hukuman dan imbalan bersifat simbolik. Dalam proses sosialisasi ini anak diberi kebebasan. Penekanan diletakkan pada interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak. Keluarga menjadi generalized other.
Tahapan Sosialisasi
Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan "mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)
Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.

 
Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya-- secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

Pengertian Bersosialisasi

Bersosialisasi ialah menggunakan potensi positif diri sendiri pada potensi positif lingkungan agar apa yang disosialisasikan bisa diterima di lingkungan.
A.Bersosialisasi untuk merealisasi Impian                                                                             
Bersosialisasi untuk merealisasi impian ialah menggunakan potensi positif diri sendiri pada potensi positif lingkungan untuk mewujudkan impian di tengah-tengah lingkungan.
B. Teknik Empati
Teknik Empati Ialah jurus sosialisasi dengan cara memahami perasaan orang lain kemudian membimbing orang tersebut pada keuntungan bersama.
C. Teknik Empati Untuk pergaulan
Penerapan teknik empati untuk pergaulan dengan menggunakan 3 tahap sebagai berikut :
1. Memperhatikan orang lain untuk bisa menanyakan sesuatu yang tepat
2. Tanyakan pada orang tersebut sesuatu yang dia sangat ingin menjawab, kemudian dengarkan dengan
sungguh-sungguh dan kagumi. Contohnya adalah jika orang yang diajak berbicara suka tentang sepak bola,
maka kita harus mengerti apa itu sepak bola dan sejenisnya.
3. tawarkan bantuan dengan sikap atau menanyakan : ”Apa yang bisa saya bantu ?”



http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar